Cari Blog Ini

Kamis, 31 Desember 2015

Imam Ali Bin Abi Thalib Dalam Mendidik Anak




Imam Ali Bin Abi Thalib RA. Merumuskan cara memperlakukan anak,yaitu :



1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun) perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun) perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga(usia 15-21 tahun) pelakukan anak sebagai sahabat.

∞ ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya,misalnya:

Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat dia memanggil kita maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.

Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur,maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai punggung kita saat kita kelelahan atau sakit.

Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun,lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/temannya melakukan kesalahan padanya.

Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujun tahun,Insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan ,perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja,maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.

∞ ANAK SEBAGAI TAWANAN (Usia 8-14 tahun)

Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat. Ia mendapatkan haknya secara proporsional,namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usai 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak untuk diberikan hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah Saw memulai memerintahkan seorang anak untuk shalat wajib pada usai 7 tahun,dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut(atau menghukum dengan hukuman seperlunya) ketika ia telah berusia 10 tahun namun berani meninggalkan shalat. Karena usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama. Baik yang diwajibkan maupun yang dilarang,seperti:

 Melakukan shalat wajib 5 waktu
 Memakai pakaian yang bersih,rapih dan menutup aurat
 Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
 Membiasakan membaca Al-Qur’an
 Membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang mudah dikerjakan oleh anak seusianya
 Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari dan berikan hadiah/penghargaan dan hukuman/teguran. Ini akan terasa pas diberlakukan pada anak usia 7 tahun kedua ini,karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuensi.

Namun demikian,perlakuan pada setiap anak tidak harus sama karena setiap anak itu unik dan mempunya karakter masing-masing.

∞ ANAK SEBAGAI SAHABAT (Usia 15-21 tahun)

Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali Bin Abi Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati inilah saat yang tepat untuk berbicara dengannya. Menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa. Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik,ia juga akan mengalami perubahan secara mental,spiritual,sosial,budaya,dan lingkungan. Sehingga mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baligh ini,ia sudah memiliki buku amalannyasendiri yang kelak akan ditayangkan dan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Swt.

Memberi ruang lebih setelah memasuki usia akil baligh,anak perlu memiliki ruang agar tidak merasa terkekang,namun tetap dalam pengawasan kita. Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdoa untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian, anak akan merasa penting,dihormati,dicintai,dihargai,dan disayangi. Selanjutnya ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.

Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat pada waktu usia 15-21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih besar. Dengan begini kelak anak-anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan,mandiri,bertanggung jawab,dan dapat diandalkan.
Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik-adiknya ,mengerjakan beberapa pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa,atua mengatur jadwal kegiatan dan mengelola keuangannya sendiri.

Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang shaleh dan berbakti.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ٣٨


38. Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa"(Q.S. Ali-Imran:38)

Sumber: Fanpage Alhabib Quraisy Baharun

Selasa, 15 Desember 2015

Berdebat Menurut Imam Syafi'i


NASEHAT IMAM SYAFI’I DALAM BERDEBAT




Sahabat,dewasa ini kita sering kali melihat atau bahkan menyaksikan langsung seseorang berdebat dengan orang kain untuk mencari kebenaran atau pembenaran ataupun hanya sekedar obrolan biasa yang pada akhirnya menjadi ajang keributan dikarenakan mereka meresa benar dengan pendapatnya dan tak menghargai pendapat orang lain.

Untuk itu,pada kesempatan ini saya sedikit memberikan ulasan yang Insya Allah bermanfaat untuk kita semua dalam menyampaikan argumen atau pendapat. Ulasan ini saya dapatkan dari akun facebook Ali Abdurahman Al Habsyi dan telah meminta izin kepada beliau. Imam Syafi’i adalah salah seorang imam besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat. Sampai-sampai Harun bin Sa’id berakata : “Seandainya syafi’i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang pada aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu,niscahya dia akan menang karena kepandaiannya dalam berdebat.”

Imam Syafi’i berkata : “Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan.” Lalu Ia berkata : “Aku mampu berhujjah dengan 10 orang yang berilmu. Tetapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil,karena orang yang jahil itu tidak pernah paham landasan ilmu.”
Oleh karenanya Imam Syafi’i menasehatkan : “Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu,maka sikap yang baik adalah diam tidak menanggapi. Apabila kamu melayani,maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya,maka ia akan selalu menyakiti.”

Imam Syafi’i juga menasehatkan : “Apabila ada orang bertanya kepadaku,”Jika ditantang oleh musuh,apakah engkau diam ?”,jawabku kepadanya : “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya. Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu juga diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan. Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ? sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia sering menggonggong ?”.

Nasehat Imam Syafi’i lainnya : “Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek. Maka aku tidak ingin menjawabnya. Karena ia bertambah pandir dan aku bertambah lembut,seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wanginya.”
Nabi Muhammad Saw juga bersabda : “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah dibagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dalam kitab Al-Adab,hadist no.4167)

Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak ada satu kaum yang tersesat setelah mendapat petunjuk,melainkan karena mereka suka berjidal.” Kemudian Rasul Saw. membaca ayat : وَقَالُوٓاْ ءَأَٰلِهَتُنَا خَيۡرٌ أَمۡ هُوَۚ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلَۢاۚ بَلۡ هُمۡ قَوۡمٌ خَصِمُونَ ٥٨ 58. Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.(QS. Az-Zukhruf[43]:58) (HR. At-Tirmidzi no.3253,Ibnu Majah dan Ahmad)

Imam Malik Rahimahullah berkata : “Berjidal adalah menghilangkan cahaya ilmu dan mengeraskan hati,serta menyebabkan permusuhan.”(Ibnu Rajab,Fadhlu Ilmi salaf’alal khalaf:35). Kesimpulannya yaitu perdebatan yang harus dihindari adalah perdebatan dengan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu. Firman Allah Ta’ala : يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦ 26. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.(QS. Shaad[38]:26)

قُلۡ إِنِّي نُهِيتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِۚ قُل لَّآ أَتَّبِعُ أَهۡوَآءَكُمۡ قَدۡ ضَلَلۡتُ إِذٗا وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ ٥٦ 56. Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk."(QS. Al-An’Aam[6]:56)
Ciri-ciri orang yang berdebat dengan hawa nafsu adalah :
1. Suka mencerca dengan kata-kata jelek atau mencela Rasulullah Saw bersaba : “Mencela seorang mukmin adalah kefasikan,dan membunuhnya adalah kekufuran.”(HR. Muslim) Orang fasik adalah orang yang secara sadar melanggar larangan atau hukum agama. Sebagaimana yang disampaikan dalam firman Allah Ta’ala yang artinya:”(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.”(QS.Al-Baqarah[2]:27)
Bagi mereka yang fasik,tempat mereka adalah neraka jahannam. Firman Allah Ta’ala: وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فَسَقُواْ فَمَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُۖ كُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ أَن يَخۡرُجُواْ مِنۡهَآ أُعِيدُواْ فِيهَا وَقِيلَ لَهُمۡ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلَّذِي كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ ٢٠ 20. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya"(QS. As-Sajdah[32]:20)

2. Suka debar kusir
Debat kusir merupakan gabungan 2 suku kata,yaitu debat dan kusir. Kusir adalah orang yang mengemudikan delman. Sehinnga kalau orang yang mengemudikan delman berbicara,maka akan membelakangi penumpangnya atau paling tidak menyamping. Jadi debat kusir adalah debat yang “membelakangi” pendapat teman debat sehingga debat tak ada ujung akhirnya atau debat yang tidak berguna atau debat yang tidak nyambung atau debat yang tidak disertai alasan yang masuk akal. Mereka sama sekali tidak menghargai pendapat teman debat dikarenakan mereka beranggapan atau berprasangka bahwa pendapat teman debat betentangan dengan ulama salafus shalih.

Sabtu, 12 Desember 2015

Cerita Dari Gunung Bunder


Penulis: jars (grand ‘96)
Kumendan : Devi Irawan
Marshal : Devi Irawan
Judul : nasi liwet gunung bunder
Tema : kebersamaan yang indah
Temennya Kumendan : Ogie, Wahyu, Fajrin, Afrian, jarwO_, Teguh, Imam, corneLia, Chaerul, Aldi, Yudha


# PERINGATAN...!! #

MOHON MAAF BILA ADA KATA-KATA YANG TIDAK SOPAN ATAUPUN TIDAK BERKENAN DI HATI DAN TIDAK SESUAI DENGAN PELAFALAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

“lu gimana sih Rul? Ribet amat dah, pan tinggal naek angkot ajah sekali, ya udah deh, ketemuan ajah di IPB.....yeaaa sudah ketemu di IPB”.......... perbincangan rekan dengan Chaerul yang pengen ketemuan,,,,,

Gak tau gimana ceritanya, tiba-tiba saja terdapat nama Om Pakde Jarwo di daftar nama para begundal berangkat ke Gunung Bunder, Bogor, ................... yup temen-temen emang berencana menuju Gunung Bunder-Bogor di tanggal 5-6 Desember 2015, untuk jam-nya setelah Isya, tikumnya di STTI, gembar-gembor di WA pun sudah mulai dilakukan jauh-jauh hari....tang ting tung tang ting tung..... #berisikbahasanyaPadly

Di inisiasi oleh rekan Devi n Fajrin serta didukung oleh gerombolan Ogie, Wahyu dan lainnya, disepakati bakalan nyoba untuk naik motor bareng-bareng menuju Bogor, beberapa temen yang sudah didaftar ternyata di akhir babak karena ada keperluan belum bisa ikutan bergabung, wokehlah, mungkin di next trip bisa ikutan gabung,,,,

Cemas menunggu berhenti hujan, padahal sudah siap berangkat menuju tikum di STTI, jam ditangan melaju dengan cepatnya, sementara diujung sana celoteh Ogie di WA sudah memburu ketegangan, yang alesan kagak ikutan disumpahin “dapat pacar janda cakep anak satu”...... hulla...

Yupee, ternyata hujan lumayan bersahabat kali ini, selepas Magrib, hujan pun reda, segera aku hidupkan motor kesayangan melaju alus dijalanan, sambil mengabarkan ke seberang sana, kwatir terlambat di tikum, ternyata jalanan petang ini sabtu 5 Desember lantjar djadja, jam 19.40 motorku udah nongkrong di STTI, nampak terlihat rekan Devi, Wahyu, Yudha, Teguh, Imam sudah standby siap berangkat, usut punya usut masih menunggu rekan Ogie, Fajrin, Afrian dan Aldi, ehh di babak akhir pemberangkatan, rekan Lia ikutan bergabung juga,,,,

Yup persis jam 9 liwat beberapa menit, begundal mulai berangkat dipimpin oleh rekan Devi, yang pake motor trail, di depan memandu rekan yang lain.... beriringan sambil bernyanyi riang hahaha, macet... ya macet memang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, keberangkatan kami diiringi dengan kemacetan, mulai Otista-Condet-Kramat Jati hingga pasar rebo pun masih macet, saling bergantian untuk menunggu rekan yang ketinggalan, disinilah hikmah suatu kebersamaan, tak akan ada yang ditinggal..... hehehehe, selepas pasar rebo, ditugaskan melaju di depan adalah si Grand ’96.... dengan dibarengi Wahyu n Aldi, melaju kencang, hingga di titik kumpul selanjutnya “SANYO” , disini lah kami sempat saling mencari, akibatnya tertunda beberapa lama, ternyata rombongan belakang sudah menyalip mendahului kami melewati lampu merah arah sukmajaya.....”pakde dimana??” “Pray for pakde yang ilang di tangkap janda”.... wkwkwkwkw, saling berbalas dan mengirim lokasi via GPS celoteh Lia di WA, membuat GeR nya belepotan kalo bahasanya Wahyu.....

Rombongan begundal kembali menyatu, melaju lirih menuju Cibadak, kediaman rekan Devi, sekitar jam 23-an lewat, kami sampai juga di rumah istana rekan Devi, sebuah saung diatas kolam sudah tersedia,

saling hahahihi diselingi dengan maenan kartu Gaple, cemilan tahu goreng maknyuss, bikin tak terasa larut-lah sudah malam berganti hari.....wajah-wajah ceria penuh harapan nampak jelas tergurat dalam tidur-tidur pulas menunggu mentari pagi tuk bersinar kembali.............
Gema Adzan Subuh berkumandang dengan jelas, satu persatu mulai menunaikan kewajiban,,,,seiring dengan munculnya sinar mentari pagi, sambil menunggu nasi liwet andalan yang sedang ditanak, beberapa rekan jogging pagi di kawasan IPB, disinilah terjadi pertemuan sekaligus per-chattingan..... hahahahaha, “lu gimana sih Rul? Ribet amat dah, pan tinggal naek angkot ajah sekali, ya udah deh, ketemuan ajah di IPB.....yeaaa sudah ketemu di IPB” sembari menawar harga karet kolor, biasa buat rencana berenang.........rekan-rekan nampak ceria sekali.....

Jam 8pagi sudahlah berdentang, pren-pren sudah ngumpul di saung, sarapan pagi sudahlah siap, nasi liwet, tahu, tempe, bakwan, orek tempe, ikan, lalapan, tak lupa kopi...., indah sekali kebersamaan ini,



Jam 9-an liwat, kami putuskan untuk berangkat ke Gunung Bunder yang berlokasi di Taman Nasional Gn Halimun n Salak kalau gak salah,,,, jalanan selalu always nanjak abizzz, sampai di pintu gerbang dikenakan biaya 15.000/motor/orang (tanpa karcis, tanpa tanda terima, sungguh sangat disayangkan, rentan dikorupsi)....kalau boleh dibilang di kawasan ini tersimpan puluhan curuq, yang nama-nama nya kagak apal euuiii, salah satunya curug Ngumpet, curuq cigampea, laennya kagak inget, target kami sih di pemandian air panas, lokasinya sendiri masih di kawasan, nah tanjakan demi tanjakan terjal di lalui, dan di salah satu tanjakan ringan, se-ekor motor ternyata kagak kuat nanjak, padahal motor masih bagus n muda lho.... hahahaha, ngaku kalah ama motor gaek Grand ’96......


Sebelum jam 11, kami sudah berhasil menemukan pemandian air panasnya, di-iringi hujan rintik-rintik mesra,,, hehehe, kembali lagi kami kudu bayar tanpa karcis 8000/orang, parkir 5000/motor, sementara di lokasi banyak banget sampah yang berserakan........ makin gak jelas ajah, wokehlah!!!........tak banyak kata, rekan-rekan langsung buka-bukaan, dan langsung njebur....byooorrrr, kecipak-kecipuk dung-dung, puas poto-poto, deketin cewe-cewe (walau gak berhasil), prosotan, jam 13-an kami putuskan untuk kembali ke basecamp (cibadak)







Menyempatkan diri untuk sholat dzuhur berjamaah, selepas sholat, masih diiringi ujan juga, kami melanjutkan perjalanan kembali ke basecamp, melewati jalanan terjal yang berliku, tanjakan dan turunan, makadam dan tanah, kelicinan, di pertigaan Ciampea-Cikampak, rekan Irul langsung belok kanan menuju home sweet home, kami lanjut menuju Cibadak, ½ 3 sore, kami sampai di Cibadak, rekan-rekan yang lain istirahat dulu di saung bascamp Pren Devi,,,,,




Sayang sekali penulis belum bisa menuliskan coretan tinta lebih panjang lagi, lebih banyak lagi, bagaimana ketika kami harus balik ke Jakarta, dengan kepiawaian, kefokusan dalam berkendaraan, melalui jalanan dengan iringan hujan yang tiada henti, jalanan yang tergenang air, hujan yang mengawal pren-pren, yang kadang terkantuk-kantuk di atas motor, biarlah sisa cerita ini akan kami simpan dalam hati, yang sewaktu-waktu bisa dibuka kembali dengan canda gurau, biarlah terendap dalam lamunan, turut larut dalam keindahan cerita malam, bersanding dengan mimpi-mimpi yang kadang kala membuat kami tersenyum, kadang cemberut, kadang......... tapi ahh sudahlah......

Mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama trip Gunung Bunder kali ini..... glek’s...#keeprock’in

......Sampai bertemu di trip yang lain.... kayaknya Gunung Gede bolehlah....

Mau tahu keseruan kami mengeksplorasi Kawasan GSE...?? Klik link dibawah ini yaaa...!!
1.Bagian I
2.Bagian II

Kamis, 10 Desember 2015

Hakikat Cinta dan Rindu Rasul Saw


بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ


Segala puji hanya milik Allah Swt,Tuhan semesta alam. Shalawat berserta salam semoga selalu teriring kepada Pemimpin kami,penghulu para Nabi dan Rasul,Al-Musthofa Rasulillah Muhammad saw. Beserta keluarga,para sahabat,dan orang-orang yang selalu berada didalam sunah Beliau saw.
Sahabat,berikut adalah sebuah penjelasan dari Habib Umar Bin Hafidz dalam buku yang berjudul “Habib Umar bin Hafizh menjawab” yang diterbitkan oleh penerbit putera bumi. Kali ini saya akan sedikit mencoba menulis tentang

HAKIKAT CINTA DAN RINDU KEPADA NABI SAW SERTA KEHIDUPAN PARA PECINTANYA

dengan sedikit editan namun Insya Allah tidak merusak isi dan maknanya.

Semoga apa yang beliau (Habib Umar bin Hafidz) terangkan berikut ini dapat menambah kecintaan kita kepada Rasul saw.

Tak ada kehidupan kecuali kehidupan para pecinta. Rasa cinta kepada Kekasih Allah Swt. Telah menjadi buah bagi mata hati mereka. Ketika Nabi Saw,wafat,diantara mereka ada yang berkata,”Wahai Allah,butakan saja kedua mataku,agar aku tak dapat melihat siapapun setelah Nabi-Mu.” Ia merasa sedih karena berpisah dengan cahaya hidupnya. Rasa cinta kepada Nabi telah mempengaruhi kondisi,ucapan,dan perbuatan mereka,sehingga saat Nabi berpisah dengan mereka,maka mereka telah berada dalam cinta yang sangat kuat.

Kemanakah hilangnya ikatan iman yang kuat kepada Nabi pada umat di zaman ini ? Bagaimanakah kondisi para sahabat di Madinah saat mendengar kabar wafatnya Beliau Saw sampai kepada mereka ? Saat itu kondisi mereka di Madinah al-Munawaroh ada yang terdiam,bungkam seribu bahasa. Sebagian yang lain duduk lemah lunglai tak mampu berdiri. Dan sebagian yang lain berada dalam kondisi kebingungan hingga tak mampu berfikir lagi setelah kabar itu datang kepada mereka. Hingga Allah meneguhkan dan menentramkan hati beberapa diantara mereka. Diturunkan kepada mereka ketenangan,agar mereka dapat menyebarkan panji hidayah dan sunnah beliau Saw,sebagaimana disunnahkan kepada mereka yang hidup setelah Beliau Saw. Beliau Saw,sendiri menyebutkan,”Aku tinggalkan bagi kalian jalan lurus yang sangat terang. Malamnya tak berbeda dengan siangnya (maksudnya petunjuk yang jelas dan tak ada kebingunan di dalamnya),tak ada yang keluar dari jalan itu kecuali orang yang binasa.”

Kita tidak berbela sungkawa dengan rasa sesal,kecuali bagi mereka yang di dalam hatinya tak ada rasa rindu ingin berjumpa dengan Rasulullah Saw. Aku tak tahu,bagaimana makna iman dalam diri orang yang seperti ini ? lalu apakah pengaruh Al-Qur’an dalam dirinya ? padahal seharusnya makna iman adalah pondasi bagi tauhid yang di bangun di atasnya.

Bagi mereka (para sahabat) yang mendalami kalimat “Laa ilaaha illallah” dari junjungan kami Muhammad bin Abdullah Saw,hanya dengan mendengar kalimat itu dari beliau serta menjabat tangannya,maka hati mereka menjadi penuh dengan rindu kepada Nabi Saw. Saat itu cahaya Beliau Saw,masauk kedalam hati mereka,hingga mereka lebih mencintai tanah yang ada dibawah telapak kaki Beliau Saw yang mulia daripada rumah,anak,dan tanah air mereka sendiri.

Mereka telah menyatakan kecintaan itu,bahkan seseorang diantara mereka berkata kepada Nabi Saw,” Demi Allah,sebelum ini tak ada kota yang lebih kubenci daripada kotamu. Namun,sekarang kotamu lebih kucintai daripada kotaku.” Perkataan ini diucapkannya langsung setelah ia mengucapkan kalimat “Laa ilaaha illallah” yang meresap kedalam hatinya. Lalu tanah yang dibawah kaki junjungan kita Muhammad Saw,menjadi lebih dicintainya daripada kota,keluarga,dan anaknya. Inilah cahaya rindu dan cinta yang selalu.

Sesungguhnya ,persiapan kita untuk berjumpa dan menyaksikan Beliau Saw. hanya di hari-hari semasa hidup kita ini. Inilah persiapan untuk melihat wajah Beliau Saw. maka,hendaklah setiap orang diantara kita menghadirkan hatinya,serta membangkitkan di dalamnya rasa rindu,cinta dan , kepada Beliau Saw. hingga hakikat dari kesemuanya itu hidup dan berwujud dalam kehidupan kita seperti yang diucapkan oleh Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi : “Aku hidup dalam kenikmatan dengan mengingat sang kekasih. Dengan mengingatnya,aku menjadi lapang di seluruh waktuku. Kelapangan dada seperti ini tak bisa didapat dengan duduk bersama manusia sambil mencicipi hidangan makanan,atau dirumah yang megah,atau menyetorkan harta di bank. Ini adalah kelapangan dada yang menakjubkan,dan jika manusia mencicipinya,maka manusia menjadi rendah dan tak berharga dimatanya”.

Jika kita kumpulkan kelezatan dunia ini,maka semua itu tidak dapat dibandingkan dengan waktu-waktu ketika merasakan lapangnya dada ini. Beliau (Habib Ali) mengatakan: “Aku hidup dalam kenikmatan dengan mengingat kekasihku. Kenikmatan apakah ini ? Apakah aku mengiranya seperti kenikmatan duniawi yang fana ini ? Ini adalah kenikmatan hati yang penuh ketenangan.” Allah Swt berfirman: “Dan orang-orang yang beriman dan menjadi tenang hatinya dengan mengingat Allah. Sungguh dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28) Kenikmatan inilah yang disebut dalam ucapan Habib Ali : ‘Aku hidup dalam kenikmatan dengan mengingat sang kekasih’,yaitu dalam mengingat kekasih Allah.

Sebaik-baik kehidupan adalah kehidupan mereka (para pecinta Saw). Semua menjadi bahagia melalui Beliau Saw. Jika kau meneliti kedudukan para wali,orang-orang yang mencapai keteguhan di sisi-Nya,dan para Nabi,maka kau akan mendapati kedudukan mereka semuanya berasal dari Nabi Saw. Semuanya kembali kepada lautan. Semua menjadi bahagia melalui Beliau Saw,bahkan kedudukan para malaikat sumbernya dari Beliau Saw. Maha Suci Allah,semuanya menjadi bahagia melalui Beliau Saw. Semoga Allah membahagiakan kita melalui Beliau Saw,seperti Dia membahagiakan mereka. Semoga Allah menjadikan kita makhluk yang paling bahagia melalui-Nya dan melalui Beliau Saw.

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi berkata : “Adam dan para Nabi telah menjadi bahagia di dalam Ketentuan-Nya.”
Mereka mendapat bagian dari Allah,sebaik-baik bagian (yaitu Muhammad Saw) Pemberian dari Allah Maha Pemberi anugerah dan nikmat Dan aku mendapat banyak bagian itu wahai pecinta Sejak zaman azali telah ditentukan dan tertulis Rahasia semua itu terliputi dalam hikmah

Maha Suci Allah,sungguh bahagia mereka. Segala puji bagi-Mu atas bagian yang Kau limpahkan kepada mereka dan berikanlah kepada kami keuntungan mereka itu Yaa Allah.
Bagaimana mungkin makhluk ini dapat memahami pemberian Allah yang dilimpahkan kepada Nabi Saw,padahal mereka tidak mencapai derajat Beliau Saw ? siapakah diantara makhluk Allah yang hadir saat peristiwa mi’raj Beliau Saw ? disaat Jibril beerhenti tak mampu melanjutkan perjalanan,dan Nabi Saw terus naik,adakah makhluk lain yang hadir bersama Beliau Saw ? adakah yang mengetahui seperti apakah pemberian Allah yang diturunkan kepadanya Saw disaat itu ? adakah di antara kita yang berani mengatakan ‘aku hadir’ atau ‘aku melihat’ ? Itu adalah peristiwa yang dirahasiakan dari penduduk langit dan bumi. Disebutkan :
“Hadirat yang luas telah dikhususkan untuknya. Bagi mata yang melihat ini (Nabi Saw) dan telinga yang mendengar. Tak ada seorangpun yang menginginkan kedudukan ini yang mampu mwngungkap rahasia yang tersembunyi itu dan menyaksikan cahayanya. Itu adalah pertemuan yang diagungkan dari pengliahatan siapapun,dan kedudukan yang hanya diperuntukan bagi pemimpin para utusan (Nabi Saw). Sungguh beruntung hadirat Muhammad,atas pemberian dari hadirat Dzat yang Maha Esa yang dilimpahkan kepadanya,dan pencapaiannya menuju kepada kedudukan yang agung.” (Untaian kalimat dari Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi dalam kitab maulid yang ditulisnya,Simthud-Duror)

Kita dapat mengetahui kenikmatan yang dirasakan oleh pecinta Beliau Saw. sewaktu di dunia,mereka sudah berada dalam kondisi yang terbaik di semesta ini. Setiap saat mereka menyaksikan hal-hal yang agung dan berada dalam keadaan yang membahagiakan. Mereka tinggal di dunia ini hanya karena ingin menjaga syariat Beliau Saw,dalam keadaan menunggu waktu yang indah,yaitu saat pintu dibukakan bagi mereka (kamatian) menuju kepada Beliau Saw. Hingga seseorang diantara mereka (Bilal saat sekarat) berkata,.’Esok aku akan berjumpa kekasihku,Muhammad dan pengikutnya’.

Marilah kita mengambil bagian dari warisan berharga ini. Mengambil bagian dari ikatan ini dan dari menghadapkan wajah kepadanya. Marilah kita memanfaatkan waktu malam,untuk bermunajat Kepada-Nya,dan mengisi majelis-majelis ilmu. Hingga diantara kita kelak akan bersyukur atas semua ini ketika berada di dalam kubur dan di hari kebangkitan. Marilah kita perbaharui taubat kita kepada Allah,dan memohon ampun dari dosa dan kesalahan yang memenuhi catatan amal kita. Jika kita memiliki kesungguhan terhadap Allah,maka kita pasti akan benar-benar bertaubat dari perbuatan maksiat. Insya Allah.