Cari Blog Ini

Senin, 25 Januari 2016

KEUTAMAAN DALAM SHALAT (Bagian II)




Keutamaan-Keutamaan yang Terkandung Dalam Shalat (Bagian II)

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah pemilik langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Junjungan kira Al-Musthofa Rusulillah Muhammad Saw. tak lupa kepada keluarganya,sahabatnya,ulama-ulama terdahulu serta kita sebagai umatnya.

Pada bagian pertama tentang keutamaan-keutamaan shalat,kita sudah sedikit membahas tentang Keutamaan menyempurnakan Rukun-rukun Shalat serta keutamaan shalat berjamaah yang terangkum dalam beberapa Hadist Nabi Saw.,perkataan sahabat,maupun ulama-ulama terdahulu. Kini sedikit saya akan sampaikan Firman Allah melalui ayat-ayat-Nya ataupun beberapa Hadist Nabi Saw.,sahabat,maupun ulama-ulama terdahulu yang terangkum dalam buku RAHASIA SHALAT karya Muhammad Al-Baqir yang merupakan bagian dari mahakarya Imam Ghazali dalam karangannya yang sangat terkenal Ihya ‘Ulum Al-Din.

KEUTAMAAN SUJUD
Rasul Saw. bersabda:”Tak seorang Muslimpun bersujud untuk Allah Swt. melainkan pasti dia mengangkat kedudukannya satu derajat dan mengugurkan darinya satu dosa kejahatan.”(HR. Ibnu Majah dari Ubadah bin Shamit. Muslim meriwayatkan Hadist yang hampir sama maknanya)
Diriwayatkan seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah Saw.,”Doakanlah untukku,agar aku termasuk diantara orang-orang yang kelak akan memperoleh syafaatmu dan agar Allah memberiku kesempatan untuk menemanimu di surga.”Jawab Beliau Saw.,”Bantulah aku dengan memperbanyak sujud.”(HR. Muslim dan Thabrani)
”Saat seorang hamba dalam keadaan terdekat kepada Allah Swt. ialah ketika dia sedang bersujud (itulah makna firman Allah:bersujud dan dekatkanlah dirimu.(Q.S. Al-‘Alaq[96]:19)(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Firman Allah Swt.:”Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka,dan bekas sujud.”(Q.S. Al-Fath[48]:29) Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah bagian muka mereka yang menempel pada tanah ketika bersujud. Ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud ialah perasaan khusyuk yang memancar dari dalam diri manusia ke permukaan wajahnya. Pendapat inilah yang lebih benar. Namun,ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud ialah sinar yang memancar kelak pada hari kiamat dari anggota tubuh yang biasa tersentuh air wudhu.
Sabda Nabi Saw.,”Bila seseorang membaca ayat sajadah (Ayat Al-Qur’an yang didalamnya ada perintah bersujud) lalu dai sujud,setan akan berpisah darinya,seraya meraung dan berkata:’Celaka aku. Orang ini diperintah agar bersujud,lalu iapun sujud dan beroleh surga sebagai ganjarannya. Sedangkan aku diperiintahkan agar bersujud,tetapi membangkang dan beroleh neraka sebagai hukumannya.”(HR. Imam Ahmad,Muslim,dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

Berkata Abu Hurairah: ”Saat seseorang sedang bersujud adalah saat paling dekat Kepada Allah. Oleh sebab itu perbanyaklah doa oleh kalian ketika itu.”(HR. Muslim,Abu Daud,dan Nasa’i dengan susunan kata yang sedikit berbeda)
Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz Ra. Setiap kali bersujud selalu diatas tanah (yakni langsung tanpa penghalang apapun).
Berkata Yusuf bin Asbath: ”Hai para Pemuda,gunakanlah peluang ketika sedang sehat sebelum sakit. Kini,tiada lagi orang yang aku merasa iri kepadanya,selain orang yang masih mampu melakukan ruku’ dan sujud secara sempurna,sedangkan aku sekarang terhalang dari melakukannya secara demikian.”
Berkata Uqbah bin Muslim,”Tak satupun perangai manusia lebih disukai Allah daripada seseorang yang sangat ingin berjumpa dengan-Nya,dan tak ada saat bagi seseorang untuk lebih dekat Kepada Allah daripada ketika dia bergerak menuju sujud.”(HR. Abu Daud,Tirmidzi,dan Nasa’i)
Berkata Said bin Jubair,”Aku tak merasa sedih kehilangan sesuatu dari dunia ini,kecuali karena aku kini tidak lagi mampu bersujud.”


KEUTAMAAN KHUSYUK
Bersabda Nabi Saw.,”Barangsiapa shalat dua rakaat,didalamnya dia tidak berbicara sedikitpun dengan hatinya tentang soal-soal dunia,niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,”(HR. Ibnu Abi Syaiabah dalam bukunya Al-Mushannaf. Dalam kitab sahih Bukhori Muslim,terdapat riwayat dari Usman dengan sedikit tambahan)
Sabda Nabi Saw. dalam salah satu pesannya,”Bila kamu shalat,jadikanlah itu seolah-olah shalat yang mengucapkan selamat tinggal.”(HR. Ibnu Majah,Al-Hakim,,Al-Baihaqi,dan Ibnu Abi Hatim)
Berkata Aisyah Ra. ”Sering kali Rasulullah Saw. bercakap-cakap dengan kami,tetapi bila waktu shalat telah tiba,seakan-akan dia tidak mengenal kami,dan kami pun tak mengenalnya disebabkan seluruh perhatiannya tertuju pada keagungan Allah Swt.”(HR. Al-Azdi diantara Hadist-hadist yang lemah)
Pernah Rasulullah Saw. melihat seorang laki-laki mempermainkan janggutnya ketika sedang shalat. Beliau pun bersabda,”Sekiranya hati orang in khusyuk,niscaya khusyuk pulalah tubuhnya.”(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah dengan sanad lemah. Berkata Al-‘Iraqy,”ini adalah ucapan Said bin Mushayyab)
Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib Ra. Ketika tiba saat shalat,tubuhnya gemetaran dan wajahnya berubah. Ketika ditanyakan mengenai hal itu,dia menjawab,”Telah tiba waktu untuk pelaksanaan amanat yang ditawarkan oleh Allah pada langit,bumi,dan gunung-gunung. Mereka semua menolaknya karena khawatir tidak dapat memikulnya,tetapi aku kini memikulnya.”(Dalam beberapa tafsir disebutkan bahwa yang dimaksud dengan amanat dalam Al-Qur’an ialah shalat. HR. Ibnu Majah,Ibnu Hibban,Bukhori,Muslim dan Tirmidzi dari Ubaidullah bin Aswad)

Diriwayatkan bahwa Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Ra. Apabila selesai berwudhu wajahnya berubah pucat pasi. Pernah keluarganya menanyakan hal itu kepadanya,”Mengapa anda seperti itu apabila selesai berwudhu ?” Jawabnya,”Tidakkah kalian tahu,dihadapan siapa aku akan berdiri ?”
Hatim Al-Asham,ketika diminta untuk melukiskan shalatnya berkata,”Bila datang waktu shalat,aku berwudhu dengan sesempurna mungkin,pergi ketempat shalatku,dan duduk disitu sampai tenang seluruh anggota tubuhku. Setelah itu aku bangkit dan memulai shalatku. Kujadikan Ka’bah diantara kedua mataku,shirath dibawah telapak kaki ku,surga disisi kanan ku,neraka disisi kiri ku,dan malaikatul maut dibelakang ku. Kuperkirakan ini sebagai shalatku yang terakhir dan aku pun berdiri diantara harapan dan kecemasan. Aku bertakbir dengan hati mantap,dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil,kemudian aku mulai ruku’dengan hati merunduk,dan bersujud dengan penuh khusyuk,duduk diatas bagian tubuhku sebelah kiri,menjadikan punggung kaki ku sebagai alas,sambil menegakkan kaki kananku diatas ibu jarinya. Kuikuti itu semua dengan penuh keikhlasan dan setelah itu aku pun tak tahu,apakah shalatku diterima atau tidak ?”

Berkata Abdullah bin Abbas,”Dua rakaat yang sedang-sedang saja panjangnya,dengan diiringi tafakur adalah lebih utama daripada tahajud semalam suntuk,sementara hati dibairkan lalai.”


KEUTAMAAN MASJID DAN TEMPAT SHALAT


Firman Allah Swt: “Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir sajalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah.”(Q.S. At-Taubah[9]:18)
Sabda Nabi Saw.,”Barangsiapa demi keridhaan Allah membangun sebuah masjid,walaupun seluas sarang burung merpati,niscaya Allah akan membangunkan baginya istana disurga.”(HR. Ibnu Majah,Ibnu Hiban. Juga diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim dan Tirmidzi dari Ubaidullah bin Aswad)
”Apabila seseorang dari kamu memasuki masjid,hendaknya dia shalat dua rakaat sebelum duduk.”(HR. Imam Ahmad,Bukhori,Muslim,Tirmidzi,Abu Daud,dan Nasa’i dari Abu Qatadah)
”Malaikat bershalawat (memohonkan rahmat dan ampunan bagi setiap orang dari kamu,selama dia seusai shalat masih ditempat shalatnya itu. Para malaikat itu berdoa: ‘Ya Allah,limpahkanlah rahmat dan ampunan-Mu’. Demikian itu terus-menerus selama dia belum batal wudhunya,ataupun keluar meninggalkan maasjid.”(HR. Bukhori dari al-A’masy)

”Akan datang suatu masa,ketika sebagian manusia mengisi pembicaraan mereka di masjid-masjid mereka dengan urusan-urusan dunia mereka. Oleh karena itu,janganlah kalian ikut duduk-duduk bersama mereka. Sebab Allah Swt tak merasa perlu memandang kearah mereka.”(HR. Ibnu Hibban dari Ibnu Mas’ud dan Al-Hakim dari Anas)
”Bila kamu melihat seseorang yang biasa duduk dan mengunjungi masjid-masjid,saksikanlah dia sebagai orang yang beriman.”(HR. Tirmidzi,Ibnu Majah,dan Al-Hakim dari Hadist Abu Said)
Berkata Anas bin Malik,”Barangsiapa menerangi masjid dengan sebuah lampu,malaikat dan para pemikul ‘Arsy akan memohonkan ampunan baginya selama lampu itu masih menerangi masjid.”
Berkata Atha’ Al-Khurasani,”Tidak seorangpun bersujud kepada Alla satu kali sujud diatas suatu tempat dibumi ini,kecuali tempat itu akan bersaksi untuknya pada hari kiamat dan menangisinya pada hari dia wafat.”
Berkata Anas bin Malik,”Tidak sepotong tanah pun yang seseorang mengingat Allah dengan zikir atau shalat diatasnya,kecuali tanah itu akan membanggakan dirinya atas bagian-bagian lain dari bumi sekitarnya. Ia akan merasa senang dengan zikir Kepada Allah yang dilakukan di atasnya sampai ketujuh lapis bumi. Dan,tidak seorang manusia pun berdiri untuk shalat,kecuali tanah dibawahnya akan menghias diri baginya.”

Demikianlah sedikit keutamaan-keutamaan dari Sujud,Khusyuk,Masjid dan Tempat Shalat. Semoga keterangan yang sedikit ini dapat memotivasi untuk diri pribadi khususnya dan para pembaca umumnya, agar sama-sama lebih mendekatkan diri lagi Kepada Allah Rabb semesta alam dan mengikuti apa yang Rasul Saw. ajarkan.
Masih banyak lanjutan dari buku ini yang Insya Allah sangat bermanfaat untuk kita semua. Semoga Allah Swt. pemilik jiwa ini masih memberikan umur untuk hamba agar bisa melanjutkan keterangan-keterangan yang termuat dari rangkaian kitab Ihya ‘Ulum Al-Din karya Al-Imam Gazali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas masukan dan komentar anda.